M | T | W | T | F | S | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | ||||
4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 |
18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 |
25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 |
Semarang – Sudah menjadi rahasia umum bahwa dengan berpuasa bisa menimbulkan beberapa manfaat yang baik bagi tubuh. Selain bisa menyehatkan lambung dan berbagai dampak lainnya, puasa juga diketahui bisa menurunkan kadar lemak jahat.
Saat puasa, umumnya waktu makan hanya dua kali sehari. Hal ini dapat membantu berkurangnya asupan kalori, ditambah dengan pola tidur yang berubah akan berpengaruh pada sistem hormonal.
Selain itu, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal Int Med Res telah menemukan efek bervariasi dari puasa Ramadan. Mulai dari durasi puasa Ramadan bervariasi di antara wilayah garis lintang yang berbeda. Oleh karena itu, efek puasa Ramadan mungkin berbeda antar negara. Iklim, budaya, dan status sosio-demografis juga dapat memengaruhi keragaman efek puasa Ramadan.
Namun, dilansir dari jurnal PudMed Central yang ditulis oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, yang juga menjadi Evidence Based Medicine di beberapa negara, mengatakan bahwa, puasa Ramadan mengakibatkan penurunan berat badan bahkan itu hanya efek sementara, karena berat badan dengan cepat kembali dalam waktu satu bulan setelah puasa. Hal tersebut dikarenakan Katabolisme dalam tubuh khususnya protein tidak berkurang selama puasa Ramadan.
Durasi puasa selama 14 jam nyatanya hanya lemak saja yang dihancurkan, tidak terjadi penghancuran protein. Ini artinya (puasa) tidak akan memengaruhi daya tahan tubuh dan performa tubuh secara keseluruhan.
Dalam penelitian yang sama, ketiga komponen tubuh seperti lemak, mineral dan air tubuh menurun secara signifikan selama puasa Ramadan, dengan komponen lemak memberikan kontribusi terbesar dalam penurunan berat badan.
Dalam keadaan puasa, tubuh mengalihkan sumber energinya dari glukosa menjadi asam lemak. Asam lemak dilepaskan dari adiposit, yang dapat menurunkan lemak tubuh. Hilangnya lemak tubuh, terutama lemak visceral, diinginkan, tetapi puasa yang berkepanjangan dapat memicu keadaan katabolik, sehingga meningkatkan glukoneogenesis dengan proteolisis, yang pada akhirnya menurunkan massa protein. Puasa Ramadan tampaknya bermanfaat bagi orang yang ingin menurunkan berat badan, tetapi mereka perlu menjaga pola makan dan aktivitas fisik sehari-hari untuk mencegah kenaikan berat badan.
Demi meningkatkan wellness untuk kesejahteraan fisik dan mental yang seimbang selama bulan puasa ataupun mempertahankan tubuh agar selalu sehat, penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya meluangkan waktu lebih untuk istirahat, olahraga atau aktivitas fisik 30 menit per hari, makan buah dan sayuran, berhenti merokok, dan minum air minimal 8 gelas per hari,
Referensi:
Fahrial Syam, A., Suryani Sobur, C., Abdullah, M., & Makmun, D. (2016). Ramadan Fasting Decreases Body Fat but Not Protein Mass. International journal of endocrinology and metabolism, 14(1), e29687. https://doi.org/10.5812/ijem.29687
https://www.merdeka.com/sehat/puasa-yang-tepat-bisa-turunkan-kadar-lemak-jahat-dalam-tubuh.html
M | T | W | T | F | S | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | ||||
4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 |
18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 |
25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 |