Lovian.inc – “Semua harus berakhir sempurna, semua harus berjalan seperti apa yang aku rencanakan kalau tidak, berarti aku gagal”
Suara itu mungkin selalu ada di kepala kamu yang memiliki sifat toxic perfectionism, karena sesuatu dianggap gagal apabila tidak memenuhi standar kamu yang sangat tinggi. Akibatnya kamu akan kehilangan kemampuan untuk memiliki empati terhadap diri sendiri yang dapat mengganggu arah tujuan hidup kamu yang sebenarnya. Karena kamu hanya fokus pada nilai yang telah dibangun dalam pikiran.
Psikolog klinis, Dr. Paul Hewitt dan Dr. Gordon Flett, telah melakukan penelitian mengenai toxic perfectionism, mereka mengidentifikasi tiga bentuk perfectionism yang berbeda:
Jika kamu telah melewati batas dari ambisi yang sehat kemudian menjadi toxic perfectionist, berikut ini tanda yang mungkin akan dirasakan oleh seorang toxic perfectionist :
Tapi tahukah kamu, menjadi sempurna merupakan hal yang manusiawi, semua orang pernah mengalaminya. Bagaimanapun juga, kita hidup dalam masyarakat yang sangat kompetitif. Namun dibalik itu, dengan mengejar kesempurnaan tidak akan membawa kita ke mana-mana dengan cepat.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi toxic perfectionism adalah dengan meninjau kembali apa sebenarnya kesempurnaan itu. Karena sesungguhnya tidak ada yang namanya kesempurnaan!
Semua orang yang tampak sempurna dari luar memiliki perjuangan dan rahasia masing-masing yang mereka sembunyikan. Kesempurnaan adalah tentang menjadi versi diri kamu yang paling otentik, dari waktu ke waktu dan hari ke hari.
Love Self & Others sebagai Prinsip The Lovian Way
Love Self & Others merupakan salah satu prinsip The Lovian Way yang mana untuk mencintai diri sendiri harus memiliki kebaikan passion for people, passion for wisdom dan passion for life. Meskipun pemikiran toxic perfectionism akan selalu ada, tetapi kita dapat mengubah seberapa banyak perhatian yang kita berikan.
Ketika kita membebaskan energi perfectionism yang menghabiskan semua itu, kita menciptakan lebih banyak ruang untuk belas kasih: untuk orang terdekat kita, dan yang lebih penting, untuk diri kita sendiri.
Sehingga penting untuk merefleksikan diri kita masing-masing bahwa it’s okay not know everything. Stop listening to the negative inner critic, karena inilah yang penting untuk diingat: Kamu sempurna apa adanya.
Rewritten by LOVIAN.INC crew
Sources:
https://www.kevinmd.com/blog/2019/07/4-easy-ways-to-combat-toxic-perfectionism.html
https://thoughtcatalog.com/christine-stockton/2019/12/11-things-people-dont-realize-theyre-doing-because-of-toxic-perfectionism/
https://psychcentral.com/blog/self-empowerment/2019/11/obsessed-with-perfection-how-to-overcome-toxic-perfectionism-in-a-highly-competitive-world